Ubi jalar (nama latin lpomea batatas), memiliki khasiat yang sangat baik untuk kesehatan, yaitu:
Antihipertensi
Antioksidan
Serat
Pencegah gangguan fungsi hati, jantung koroner, arterosklerosis, dan kanker.
Berikut adalah fakta seputar ubi jalar:
Kandungan karbohidrat dalam ubi jalar termasuk dalam indeks gilikemik 45 dan tergolong rendah, artinya karbohidrat dalam ubi jalar tidak mudah dirubah menjadi gula. Aman bagi penderita diabetes. Sifat karbohidratnya berbeda dengan nasi dan jagung.
Kandungan serat dalam ubi jalar berfungsi sebagai pengikat zat pencetus kanker (karsinogenik) yang bisa menimbulkan kanker.
Terutama pada ubi jalar merah, mengandung serat oligosakarida yang berfungsi menyerap kolesterol jahat. Serat oligosakarida ini juga berfungsi pencegah sembelit, memudahkan buang angin, merangsang pertumbuhan bakteri baik dalam usus sehingga penyerapan zat gizi semakin baik.
Ada kemungkinan orang yang sensitif terhadap serat oligosakarida akan mengalami kembung bila mengkonsumsi ubi jalar.
Semakin pekat warna ubi jalar, semakin tinggi kandungan betakaroten. Dengan mengkonsumsi seporsi ubi jalar merah, maka kebutuhan harian akan vitamin A sudah terpenuhi yaitu sebesar 2100 mkg hingga 3600 mkg.
Proses perebusan ubi jalar hanya merusak 10% kandungan betakaroten, penggorengan merusak 20%, sedangkan penjemuran di bawah terik matahari merusak separuh kandungan betakaroten.
Betakaroten, selain sebagai pembentuk vitamin A, juga berperan sebagai pengendali hormon melatonin. Hormon ini merupakan antioksidan bagi sel dan sistem syaraf, dan berperan dalam pembentukan hormon endokrin. Kurangnya melatonin akan menyebabkan gangguan tidur dan penurunan daya ingat, dan menurunnya hormon edokrin yang dapat menurunkan kekebalan tubuh.
Kombinasi betakaroten dan vitamin E dalam ubi jalar dapat menghalau stroke dan serangan jantung.
Zat pigmen ubi jalar merah dan ungu, yaitu antosianin, merupakan antioksidan, anti hipertensi, mencegah gangguan fungsi hati, jantung koroner, kanker, dan arteroskelerosis.
Antosianin dalam ubi jalar merah dan ungu lebih tinggi konsentrasinya dan lebih stabil, jika dibanding jagung kuning dan kubis.
Dirangkum dari tulisan: Kabelan Kunia, M.Si., Pusat Penelitian Bioteknologi ITB Bandung.
Antihipertensi
Antioksidan
Serat
Pencegah gangguan fungsi hati, jantung koroner, arterosklerosis, dan kanker.
Berikut adalah fakta seputar ubi jalar:
Kandungan karbohidrat dalam ubi jalar termasuk dalam indeks gilikemik 45 dan tergolong rendah, artinya karbohidrat dalam ubi jalar tidak mudah dirubah menjadi gula. Aman bagi penderita diabetes. Sifat karbohidratnya berbeda dengan nasi dan jagung.
Kandungan serat dalam ubi jalar berfungsi sebagai pengikat zat pencetus kanker (karsinogenik) yang bisa menimbulkan kanker.
Terutama pada ubi jalar merah, mengandung serat oligosakarida yang berfungsi menyerap kolesterol jahat. Serat oligosakarida ini juga berfungsi pencegah sembelit, memudahkan buang angin, merangsang pertumbuhan bakteri baik dalam usus sehingga penyerapan zat gizi semakin baik.
Ada kemungkinan orang yang sensitif terhadap serat oligosakarida akan mengalami kembung bila mengkonsumsi ubi jalar.
Semakin pekat warna ubi jalar, semakin tinggi kandungan betakaroten. Dengan mengkonsumsi seporsi ubi jalar merah, maka kebutuhan harian akan vitamin A sudah terpenuhi yaitu sebesar 2100 mkg hingga 3600 mkg.
Proses perebusan ubi jalar hanya merusak 10% kandungan betakaroten, penggorengan merusak 20%, sedangkan penjemuran di bawah terik matahari merusak separuh kandungan betakaroten.
Betakaroten, selain sebagai pembentuk vitamin A, juga berperan sebagai pengendali hormon melatonin. Hormon ini merupakan antioksidan bagi sel dan sistem syaraf, dan berperan dalam pembentukan hormon endokrin. Kurangnya melatonin akan menyebabkan gangguan tidur dan penurunan daya ingat, dan menurunnya hormon edokrin yang dapat menurunkan kekebalan tubuh.
Kombinasi betakaroten dan vitamin E dalam ubi jalar dapat menghalau stroke dan serangan jantung.
Zat pigmen ubi jalar merah dan ungu, yaitu antosianin, merupakan antioksidan, anti hipertensi, mencegah gangguan fungsi hati, jantung koroner, kanker, dan arteroskelerosis.
Antosianin dalam ubi jalar merah dan ungu lebih tinggi konsentrasinya dan lebih stabil, jika dibanding jagung kuning dan kubis.
Dirangkum dari tulisan: Kabelan Kunia, M.Si., Pusat Penelitian Bioteknologi ITB Bandung.
No comments:
Post a Comment