diatas biduk kudayung
kenangan saat kularikan adinda sesaat lalu
jika lelah kau rebahkan kepalamu ke dadaku :
masakan tak kupintal awan agar hujan tak turun-turun
masakan tak kuasah air matamu jadi mutiara penghias taman
masakan tak kulawan selaksa perompak yang coba menghadang jalan kita
kemarin kubikin dayung dari kayu pohon waru
sedang untukmu kubuatkan sebuah bangku kecil
dan sebuah topi mungil kuanyam dari daun pandan
yang kasar buatannya memang
lalu kan kutiup mentari dan kujalin mendung
asal putih kulitmu uth licin tetap
kalau kau mau,
kan kupanggil empat puluh buaya abdi jaka tingkir
‘tuk pengiring kita
dan seribu bunga padma kan kusuruh bawa biduk kita ke taman eden
(sedang diatasnya kita bisa bercengkrama tentang tanah kelahiran yang baru saja kita tinggalkan)
diatas biduk kudayung
tidurkan kepenatanmu di bahuku
kan kuusir bulan yang coba mengintip paras cantikmu
lalu kualunkan sebuah tembang yang bercerita
tentang tujuh bidadari mandi telaga
agar kau tertidur lelap
sebentar
adindaku, ............
kan kubikin tangga dari senyummu
ke taman eden
dan,
kita berbulan madu
disana
...................
No comments:
Post a Comment